Belajar kepada siapa saja
Belajar adalah
suatu proses untuk memperoleh pengetahuan. Belajar membutuhkan proses yang lama
sehingga yang diperlukan dalam belajar dan menuntut ilmu adalah kesabaran. Selain
itu berada diantara orang yang gemar menuntut ilmu juga akan menjadi salah satu
faktor membangkitkan motivasi belajar kita.
Belajar boleh
kepada siapa saja, dimana saja dan kapan saja tidak harus dalam bentuk formal.
Misalnya, saya pernah mengajar di salah satu sekolah Islam Terpadu yang
terkenal di wilayah Gowa-makassar dan sekitarnya. Ini terbukti dengan banyaknya
peserta didik yang mendaftarkan diri untuk bisa mengecap pendidikan di sekolah
ternama tersebut. Al-Fityan School Gowa (AFISGO) sekolah ini menerima peserta
didik dari tingkat PAUD hingga SMA, dengan mengedepankan ajaran islam. Mulai
dari hafalan hadist, hafalan Alquran hingga sirah nabawiyah. Meski
begitu bukan berarti ilmu dunia secara utuh ditinggalkan, melainkan ilmu dunia
diramu dalam bentuk yang islami. Bahkan guru pun dibekali dengan ilmu agama (dalam
bentuk tahsin dan Liqo). Peningkatan mutu guru juga ditingkatkan dengan mengadakan
seminar dan pelatihan guru secara gratis untuk seluruh guru di sekolah AFISGO.
Sebagai guru di
sekolah AFISGO, saya pun belajar di sekolah ini dalam hal Tahsin dari Ust. Yusran. Ketika diperdengarkan penyebutan huruf
yang benar saya sadar bahwa selama ini masih banyak kesalahan yang sering
kulakuakan dalam membaca Alquran. Dari beliau saya banyak belajar hingga Alhamdulillah meski belum sempurna
tetapi sudah banyak perbaikan dalam membaca Alquran. beliau begitu sabar membetulkan bacaan huruf Aqlruan ku, beliau sering memuji dalam hal kemajuan penyebutan hurufku tetapi saya sadar bahwa beliau memujiku agar saya lebih termotivasi yang lebih lagi dalam membaca Alquran.
Baca juga:hal-hal yang harus dilakukan guru
Selain Tahsin saya juga belajar melalui Liqo, Ust. Nasir Lc. Adalah Murobbi yang
sangat luar biasa. Sebagai murobbi beliau sangat sabar dalam memberikan materi
kajian islam yang dilakukan tiap pekan. Beliau bahkan sering memotivasi dalam
hal bekerja, dan dalam hal menuntut ilmu.
Selain beliau
berdua, saya juga punya guru sekaligus saudara tak sedarah di sekolah AFISGO, guruku ini sedikit lebih
muda (junior), meski begitu saya tak memandang usianya tetapi saya melihat
keilmuan yang dimilkinya. Mereka lulusan Annu’aimi Jakarta. Hasballah dan
Saiful Hasibuan kepadanya saya sering bercerita lepas atau menanyakan hal-hal
tentang islam yang belum saya pahami.
Dilain waktu
saya meminta mereka berdua mendengarkan bacaan Quran ku, dan meminta masukannya
dalam memperbaiki bacaan. Sedikit tidak nyaman dalam kondisi keilmuanku saat
itu, ketika siswa SD saja telah berlomba menghafal juz 30, sedangkan saya dalam
posisi sebagai guru masih dalam tahap perbaikan penyebutan huruf namun kutipan
kata yang membuatku tak berhenti dan berputus asa “orang yang belajar Alquran dari awal lebih besar pahalanya dibandingkan
mereka yang telah lancar dalam membaca Alquran” sepenggal kalimat ini
membuat semangat belajar ku mendidih dan membuat ku merasa bahwa kesempatan masih
terbuka lebar untuk membaca Alquran secara benar.
Kakak Basri/ust.
Basri kira-kira begitulah sapaan saya sehari-hari kepada beliau. Dia bukanlah
murobbi Liqo atau tahsin, tetapi beliau ibarat sebuah
jembatan emas yang menghubungkan antara saya dan Alfityan. Seperti itulah
rahasia Allah, melalui beliau sehingga saya dapat memperoleh ilmu, guru-guru
yang hebat, dan pengalaman yang sangat luar biasa.
Melalui cerita
di atas saya ingin menyampaikan bahwa belajar adalah sebuah kebutuhan, kita tidak
pernah merasa cukup dengan ilmu yang kita miliki. Meskipun telah bergelar
sebagai seorang guru bukan berarti gelar itu membuat kita merasa tak perlu lagi untuk
belajar. Semakin kita belajar semakin mendapati diri kita bahwa sesungguhnya meski
telah bergelar sarajana, magister, doktor tetapi ternyata kita masih saja butuh
dengan ilmu.
ada beberapa point yang saya pikir cukup mendorong motivasi dalam belajar:
1.
Belajar boleh kepada siapa saja
2.
Rasa puas dalam menuntut ilmu sebaiknya di hilangkan
3.
Utamakan ilmu Agama
4.
Untuk menjadi guru yang bijak maka, jadilah
murid yang baik
Luar biasa...
ReplyDeletemantabb
Delete